Daily Archives: 12 Januari 2013

Model Fotografi

Tips Trik Fotografi Foto Model
Memotret model (modeling photography), hampir sama teknik dasarnya dengan memotret
obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus. Perbedaannya adalah pada obyek yang kita
foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua. Banyak sekali
unsur yang mempengaruhi hasil kita ketika memotret manusia. Nah, oleh karena itu, berikut
beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat memotret model atau manusia.

Kondisi si Model

Sebelum bicara banyak soal si model, ada beberapa faktor uta303509_489617374400879_699090432_nma yang menjadi penilaian utama dalam memotret manusia, antara lain: pose model, ekspresi, lokasi, komposisi, angle, costum, wardrop, makeup, background yang mendukung, dan lighting yang tepat!

Nah, sekarang, bicara soal kondisi si model. Foto model yang baik adalah foto yang memiliki mood yang baik. Kondisi ini bisa dipilah lagi menjadi, keadaan fisik si model (seperti postur tubuh, tinggi rendah tubuh si model) dan kondisi mental (seperti mood si model, ekspresi wajah, keahlian pose si model). Hal tersebut akan sangat  mempengaruhi baik buruknya foto yang akan kita hasilkan.

Model yang baik adalah yang memiliki komitmen kuat akan pekerjaannya. Dalam kondisi apapun, ketika sedang dalam masa pemotretan dia akan mengatur mood-nya

Model yang baik juga akan mudah sekali menyesuaikan pose dan ekspresinya dengan tema
yang dibutuhkan oleh fotografer. Tetapi, terkadang, peran fotografer juga sangat penting di
sini. Kita sebagai fotografer juga harus pintar dalam mengatur pose dan ekspresi model kita.

Hal ini terkecuali untuk motret manusia untuk candid, journalistic atau street photography,
fotografer akan sangat tergantung pada moment dan kondisi yang tepat pada saat itu. Moment
yang tepat, timing yang pas, dan kondisi yang baik adalah anugerah terindah bagi fotografer.

Kostum & Make up

Poin berikutnya yang terpenting dalam modeling photography adalah terkait kostum atau
pakaian yang digunakan oleh si model. Carilah pakaian atau konstum yang tepat untuk model.
Buat dia nyaman ketika memakai pakaian tersebut. Jangan sampai si model merasa bajunya
terlalu ketat, terlalu kecil, atau terlalu besar dsb. Hal ini akan bisa mempengaruhi pose dan
ekspresi si model.

Begitu juga dengan make-up-nya. Tukang make-up yang baik pasti akan tahu seperti apa dia
akan buat wajah si model yang sesuai dengan tema yang diinginkan fotografer. Berhati-
hatilah soal kostum dan make-up ini, karena akan sangat mempengaruhi hasil foto kita.

Lokasi

Mengapa lokasi? Karena akan dapat mendukung atau tidak dengan tema yang diinginkan oleh
kita selaku fotografer. Carilah lokasi yang tepat dengan tema yang kita inginkan. Sebagai
contoh, jika foto yang kita inginkan adalah foto fashion, maka carilah lokasi yang backgroundnya tidak terlalu ramai karena yang akan kita tonjolkan (POI) adalah pakaian yang
digunakan oleh si model.

Oh iya, lokasi ekstrim, yang sinar mataharinya terlalu panas, atau udaranya terlalu dingin,
juga akan mempengaruhi kenyamanan si mode l. Sehingga, carilah waktu dan lokasi yang
tepat!

Lighting

385812_314075621955056_1174537390_n

Mengapa lighting? Karena ada teori yang mengatakan bahwa, cahaya yang keras (hard lighting) lebih tepat untuk lelaki, sedangkan cahaya yang lembut (soft lighting) tepat untuk wanita.

Foto fashion juga membutuhkan pencahayaan yang tepat agar dapat memunculkan detil baju atau pakaian yang akan kita promosikan. Ambillah keputusan yang tepat untuk soal cahaya ini.

Ketepatan olahan pasca pemotretan
Hal berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah olahan (digital imaging) pasca pemotretan. Pada saat  tertentu, sesuai kebutuhan konsumen, kita kadang perlu mengolah sedikit maupun banyak akan hasil kita. Perhatikan secara menyeluruh dan detil foto yang telah kita hasilkan. Perlukan tone warna perlu kita ubah? Banyak atau tidak jerawat si model? Jangan sampai si model dan konsumen kita merasa  jadi jelek, kegendutan, banyak jerawat setelah melihat hasil jepretan kita.

Selanjutnya untuk foto fashion, sudah cukup tepatkah warna/tone pakaian (fashion ) yang dikenakan oleh si model? Berdasarkan pengalaman saya, berhati-hatilan soal ini. Jangan sampai warna baju atau
pakaian yang seharusnya menjadi jualan konsumen kita berubah warnanya. Bisa marah-marah
nanti konsumen kita!

Pengambilan angle dan komposisi

12

Hal ini soal teknis dan sangat penting. Tips yang paling mudah adalah, potretlah obyek kita sejajar dengan obyeknya. Jangan gunakan low angle atau dari atas. Dengan begitu, foto yang kita hasilkan akan sama dengan obyek yang kita foto.

Memang, low angle tepat untuk model pria (man model) dan akan membuat si model yang
kita foto menjadi lebih tinggi dan gagah. Namun, untuk foto fashion hal ini kurang tepat
karena akan terjadi distorsi pada pakaian yang digunakan si model.

Untuk foto model, kita harus jeli dengan detil si model. Terkadang, pada wajah atau badan
model memiliki spesifikasi tertentu. Kadang, ada model yang di foto dari kiri kurang bagus,
tapi jika di foto dari kanan akan lebih ganteng atau cantik. Perhatikan detil si model, mulai
dari rambut sampai ujung kaki.

Sehingga, berhati-hatilah dengan angle dan komposisi ini. Pikirkan dengan baik tema yang
akan kita inginkan!

Luweslah!

Satu hal lagi yang terpenting dalam motret model, yaitu komunikasi. Menjadi fotografer tidak
hanya membutuhkan kemampuan teknis atau pengalaman. Namun, juga keluwesan dalam
berkomunikasi. Syarat terakhir ini terutama dibutuhkan ketika memotret model.

Maksud keluwesan adalah, fotografer harus mampu berkomunikasi dengan baik sehingga
tercipta atmosfer yang nyaman. Kalau ini terjadi, fotografer akan lebih mudah mengarahkan
modelnya. Ekspresi yang diinginkan juga akan bisa keluar dengan baik.

Jadi, jangan kaku! Kalau kita kaku, kita juga akan sulit mengarahkan modelnya!

Oke, demikian tips sedikit dari saya! Semoga bermanfaat dan sukses selalu untuk Anda!

Categories: fotografi, model fotografi | Tag: , | Tinggalkan komentar

Fotografi Pemula

Tak ada kamera yg dirancang untuk pemula. Kalau ada, kamera itu umurnya akan pendek sekali.

1. Pedoman u yg baru mau mulai hobi fotografi dan mau beli kamera.

2.Yakinkan diri bahwa Anda memang perlu beli kamera, bukan cuma ikut2an. Kamera itu butuh uang banyak.

3.Tentukan, kamera yg Anda beli u apa ? Untuk hobi serius atau untuk dibawa merekam apa saja kapan pun?.

4.Kalau untuk senjata harian, u merekam apa saja, Anda cukup beli kamera saku. DSLR akan membebani Anda.

5.Kamera saku tak perlu mengacu merek krn Anda tak perlu ganti2 lensa. Pilih merek terkenal dan pilih model yg Anda suka.

6.Walau cuma kamera saku, biasakan membeli yg garansi resmi. Harga BM tak beda banyak, dan itu akan merepotkan nantinya .

7.Bawa kamera saku setiap hari dan usahakan minimal sekali memotret. Kamera Anda akan awet kalau dipakai teratur.

8.Kalau Anda yakin akan berhobi fotografi secara serius, bolehlah memutuskan beli DSLR .

9. Beli kamera DSLR hrs dgn keyainan bahwa itu bukan pengeluaran pertama. Akan banyak pengeluaran selanjutnya.

10. Dlm membeli DSLR, pilihan merek sangat menentukan masa depan. Pilihan merek ibarat pilihan rel yg akan dilewati .

11. Dlm membeli DSLR, tak pernah ada merek terbaik. Yg ada adalah merek yg memberi Anda kelangsungan hobi/profesi dgn baik.

12.Dlm menentukan pilihan merek yg akan dibeli, patokannya adalah teman2 terdekat Anda pakai apa?

13.Persamaan merek dgn teman2 dekat memberi Anda banyak kemudahan, dan beli asesori sampai dgn memahami error

14. Ada kamera entry level, yaitu DSLR termurah, ada kamera semi pro, dan ada kamera DSLR kategori pro

15. DSLR entry level adalah DSLR termurah, biasanya sekitar Rp 5 juta, dan ini tidak buruk. Hanya, kemampuan terbatas

16. DSLR entry level pun bisa menghasilkan foto untuk kaum pro, dan bisa melakukan apa pun, tp sekali lagi: terbatas

17.Sedangkan DSLR semipro, kadang jg dipakai kaum pro untuk cadangan. Jd, kemampuan jg bagus. Harga sekitar belasan juta

18.Intinya, beliliah DSLR sebatas uang yg ada…makin mahal makin baik dan sesungguhnya makin awet secara umum krn bahan lbh baik

19.DSLR entry level itu kalau di Canon yg tiga dan empat digit…di Olympus yg tiga digit…di Nikon pokoknya yg sekitar 6 juta

20.Ada yg beranggapan bahwa poket bisa digantikan HP. Ada benarnya, tp HP tak bisa tele

21. Di antara poket dan DSLR, ada prosumer. Tak bisa masuk saku, tp juga belum setara DSLR dlm banyak hal

22. Prosumer saat ini juga melingkupi mirrorrless camera, walau MLC kadang lbh bgs dp entrylevel

23.Kamera apa pun yg Anda punya sebaiknya dipakai tiap hari krn akan lbh awet. Jarang dipakai adalah salah satu sumber error

24. Kamera digital apa pun, umurnya cuma sekitar 6 tahun, dipakai atau tak dipakai. Jadi, sebaiknya dipakai terus..

 

Semoga Bermanfaat.

Categories: dasar fotografi, fotografi, tips fotografi | Tag: | Tinggalkan komentar

Dasar-dasar fotografi

11

Fotografi adalah seni mengambil gambar dengan menggunakan kamera. Meskipun Anda menempatkan fotografi sebagai sebuah hobi dan tidak untuk ditekuni secara profesional, setidaknya Anda perlu memahami dasar-dasar tentang fotografi seperti yang dilansir dari eHow (23/06) berikut ini.

Komposisi
Komposisi adalah pengaturan objek yang akan diambil gambarnya. Ada sebuah aturan bernama the rule of thirds yang membuat Anda harus membayangkan bingkai persegi panjang menjadi sembilan bagian yang berukuran sama. Anda membutuhkan garis-garis vertikal dan horizontal bayangan kemudian mencoba untuk menyelaraskan objek utama agar komposisi tampak seimbang dan estetis.

Tekstur
Tekstur merupakan kebutuhan sebuah foto yang membutuhkan kecermatan oleh si pengambil foto. Tekstur melibatkan foto berupa kompleksitas permukaan sepotong kayu atau kain bermotif yang seolah bisa disentuh setelah gambar diambil.

Kedalaman
Kedalaman adalah penciptaan rasa tiga dimensi dalam sebuah foto. Kedalaman ini bisa diciptakan dengan mengatur fokus, pembingkaian dan sudut pandang. Fokus melibatkan banyak zoom pada beberapa objek tertentu, sehingga ia akan tampak begitu bening sementara sekelilingnya buram. Sementara pembingkaian melibatkan identifikasi objek yang tampak dekat, meskipun sebenarnya jauh.

Garis
Di dalam sebuah foto, garis membimbing mata fotografer untuk memperhatikan sekitar objek, sehingga menghasilkan foto yang menarik. Misalnya, garis yang tidak sama bisa dianggap sebagai penyampaian suasana hati yang berbeda. Garis horizontal berarti stabilitas, vertikal adalah kekuasaan, kekuatan, dan pertumbuhan, sementara diagonal menyampaikan tindakan dan dinamisme.

Cahaya
Cahaya adalah salah satu dasar yang harus benar-benar Anda pahami jika ingin memotret. Sebab fotografer harus tahu berapa banyaknya cahaya dan arah cahaya yang bisa mempengaruhi hasil foto. Arah datangnya cahaya merupakan esensi penting yang mengacu pada lokasi dan sumber asli cahaya untuk menentukan distribusi bayangan pada foto.

Pola dan bentuk
Ada tiga jenis aspek yang mendukung pola dan bentuk, yaitu, ritme, simetri, dan segitiga. Ritme adalah bentuk foto yang diulang, kemudian simetri merupakan foto yang diambil dari dua sisi yang berbeda, sementara segitiga terbentuk dalam sebuah foto oleh sebuah garis diagonal. Adanya pola dan bentuk akan membuat foto tampak lebih menarik.

Titik pandang
Dasar memotret terakhir adalah titik pandang posisi foto diambil. Titik pandang yang berbeda antara fotografer dapat menghasilkan foto dan persepsi yang berbeda. Hasil foto dari titik pandang rendah berarti dominasi, kekuatan, dan otoritas. Sebaliknya, titik pandang tinggi menyampaikan kerentanan dan kelemahan.

Beberapa hal yang harus diketahuai oleh fotografer pemula:

1. LENSA 

Semakin besar angka mm nya dari sebuah lensa, maka semakin sempit sudut pandangnya (=picture coverage).  Semakin kecil angka mm nya, maka semakin luas/lebar sudut pandangnya.

2. DIAFRAGMA 

Diafragma menentukan banyak sedikitnya sinar yang masuk melalui lensa.  Semakin kecil angka diafragmanya, maka semakin banyak sinar yang masuk.

Diafragma menentukan kualitas lensa.

Makin kecil angka diafragmanya berarti makin tinggi kualitas lensa nya.

Diafragma biasa disingkat f, biasa juga disebut Aperture atau Bukaan.

3. PANJANG LENSA

Panjang lensa  biasa disebut Focal Length (biasa mempunyai satuan mm).

Panjang lensa mempengaruhi:

  • JARAK pemotretan
  • SUDUT pandang
  • PEMBESARAN
  • FASILITAS BUKAAN DIAFRAGMA

Lensa Khusus:

  • Lensa Makro (biasa disebut Macro Lens)
  • Penambahan panjang lensa (biasa disebut Tele Converter atau Extender)
  • Lensa pengoreksian perspektif pada subjek
  • Lensa Lunak (biasa disebut Soft Focus Lens)

4. SIFAT FILM Kualitas sebuah gambar sangat ditentukan oleh kepekaan film tersebut terhadap sinar (biasa disbet ISO/ASA/DIN).  ISO/ASA RENDAH:  Menghasilkan detail gambar yang lebih tajam (butir halida perak lebih halus).

Setelah memahami dengan baik dasar fotografi, Anda bisa terus belajar dengan semakin sering memotret berbagai objek menarik yang Anda temukan.

Categories: dasar fotografi, fotografi, tips fotografi | Tag: , | Tinggalkan komentar

Fotografi Dasar

Fotografi Dasar :Intinya Hanya Mengatur Tiga Hal Ini

Tulisan ini hanyalah tulisan untuk kita-kita yang baru saja masuk ke dunia fotografi kreatif….ngga sekedar foto dokumentasi.

Fotografi sebenarnya bukan hal rumit. Bikinlah menjadi hal yang menyenangkan. Enjoy aja!. Tapi biasanya akan jadi rumit, ketika sudah berpikiran: “rumput tetangga lebih hijau”. Alias, kamera teman lebih bagus, canggih dll. Atau: “Foto si anu bagus banget, gimana caranya.”

Nah, tentu saja saya juga ngga mau menggampangkan fotografi. Kalau memang gampang, terus kenapa ada workshop, pelatihan, bahkan kampus jurusan fotografi?

Dan tentu, banyak hal yang harus dipelajari. Tapi, untuk hal yang teknis, sebenarnya yang paling basic, kita cuma harus mengetahui tiga hal:

1. Aperture: Pengaturan seberapa cahaya masuk melalui lensa sampai mengenai sensor (dulunya kita memakai film). Diatur dengan  angka F. Makin besar angkanya makin sedikit cahaya yang masuk. Sebaliknya makin kecil angka, makin besar cahaya masuk. Misal F2.8—pada angka ini cahaya yang masuk akan cukup banyak., tapi pada angka F16, cahaya yang masuk sedikit.

2. Shutter speed : Pengaturan seberapa lama cahaya masuk mengenai sensor. Diatur dengan dengan satuan detik. Misal 1/200 detik. Makin tinggi kecepatannya, makin sedikit cahaya yang masuk.

3. ISO: Pengaturan kepekaan sensor terhadap cahaya. Makin besar angka ISO, makin peka sensor terhadap cahaya. Rata-rata kamera memulai angka ISOnya dari 100. Artinya jika angka di set di angka itu, sensor mempunyai kepekaan minimum. Sampai pada angka ISO1600 yang lumayan peka. Dan makin canggih kamera digital, makin tinggi kepekaan ISO 32000. (Tapi hati-hati…makin tinggi angkanya makin ada kemungkinan adanya noise atau bintik-bintik warna di gambar.

Terlihat bahwa semuanya mengandung kata “cahaya”. Jadi, nisacaya jika menguasai tiga hal itu, maka setidaknya foto akan ‘terang’ dan cukup kontras.

Akan tetapi, jangan salah, pengetahuan soal ketiga hal itu, tidak melulu pada soal penguasaan ‘cahaya”. Tapi juga bagaimana fotografi akan menjadi lebih kreatif.

Misalnya aperture besar. Memakai ini artinya membuat gambar menjadi blur di belakang subjek. Atau memakai shutter speed rendah, semisal 1/10. Membuat subjek kelihatan bergerak jika kamera mengikuti gerak subjek. Dan masih banyak lagi efek-efek fotografis kreatif jika Anda menguasai tiga hal di atas.

Dan ada hal selain teknis yang harus dipelajari, semisal komposisi, angle, pencahayaan, dll. Masih segudang istilah lagi dalam fotografi. Tapi menurut saya, ada hal lain yang juga teramat penting yang sering terlewat: imajinasi.

Categories: fotografi, tips fotografi | Tag: , | Tinggalkan komentar

SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA

Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857, pada saat 2 orang juru foto Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia. Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal perkembangan fotografi komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia. Dan kemudian banyak fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk dan keragaman etnis di Batavia.

 daguere

Kamera Daguerre

Masuknya fotografi di Indonesia adalah tahun awal dari lahirnya teknologi fotografi, maka kamera yang adapun masih berat dan menggunakan teknologi yang sederhana. Teknologi kamera pada masa itu hanya mampun merekam gambar yang statis. Karena itu kebanyakan foto kota hasil karya Woodbury dan Page terlihat sepi karena belum memungkinkan untuk merekam gambar yang bergerak.
Terkadang fotografer harus menggiring pedagang dan pembelinya ke dalam studio untuk dapat merekam suasana hirup pikuk pusat perbelanjaan. Oleh sebab itu telihat bahwa pedagang dan pembelinya beraktifitas membelakangi sebuah layar. Ini karena teknologi kamera masih sederhana dan masih riskan jika terlalu sering dibawa kemana-mana.
Pada tahun 1900an, muncul penemuan kamera yang lebih sederhana dan mudah untuk dibawa kemana-mana sehingga memungkinkan para fotografer untuk melakukan pemotretan outdoor. Bisa dibilang ini adalah awal munculnya kamera modern.Karena bentuknya yang lebih sederhana, kamera kemudian tidak dimiliki oleh fotografer saja tetapi juga dimiliki oleh masyarakat awam.
Banyak karya-karya fotografer maupun masyarakat awam yang dibuat pada masa awal perkembangan fotografi di Indonesia tersimpan di Museum Sejarah Jakarta. Seperti namanya, museum ini hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta pada jaman penjajahan Belanda saja. Karena memang perkembangan teknologi fotografi belum masuk ke daerah. Salah satu foto yang dipamerkan adalah suasana Pasar Pagi, Glodok, Jakarta pada tahun 1930an. Pada awal dibangun, pasar ini hanya diisi oleh beberapa lapak pedagang saja. Ini berbeda dengan kondisi sekarang dimana Glodok merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.

Kassian Cephas (1844-1912): Yang Pertama, yang Terlupakan
Cephas lahir pada 15 Januari 1845 dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven (siapa). Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik.

casian
Kassian Cephas

Kassian Cephas memang bukan tokoh nasional yang dulunya menenteng senjata atau berdiplomasi menentang penjajahan bersama politikus pada zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan. Ia hanyalah seorang fotografer asal Yogyakarta yang eksis di ujung abad ke-19, di mana dunia fotografi masih sangat asing dan tak tersentuh oleh penduduk pribumi kala itu. Nama Kassian Cephas mungkin baru disebut bila foto-foto tentang Sultan Hamengku Buwono VII diangkat sebagai bahan perbincangan.Dulu, Cephas pernah menjadi fotografer khusus Keraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengku Buwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak Keraton, maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di Keraton pada waktu itu. Hasil karya foto-fotonya itu ada yang dimuat di dalam buku karya Isaac Groneman (seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang kebudayaan Jawa) dan buku karangan Gerrit Knaap (sejarawan Belanda yang berjudul “Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan”.

Sultan Hamengku Buwono VII karya Kassian Cephas

Dari foto-fotonya tersebut, bisa dibilang bahwa Cephas telah memotret banyak hal tentang kehidupan di dalam Keraton, mulai dari foto Sultan Hamengku Buwono VII dan keluarganya, bangunan-bangunan sekitar Keraton, upacara Garebeg di alun-alun, iring-iringan benda untuk keperluan upacara, tari-tarian, hingga pemandangan Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Tidak itu saja, bahkan Cephas juga diketahui banyak memotret candi dan bangunan bersejarah lainnya, terutama yang ada di sekitar Yogyakarta. Berkaitan dengan kegiatan Cephas memotret kalangan bangsawan Keraton, ada cerita yang cukup menarik. Zaman dulu, dari sekian banyak penduduk Jawa waktu itu, hanya segelintir saja rakyat yang bisa atau pernah melihat wajah rajanya. Tapi, dengan foto-foto yang dibuat Cephas, maka wajah-wajah raja dan bangsawan bisa dikenali rakyatnya.

Masa-Masa Keemasan Cephas
Cephas pernah terlibat dalam proyek pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa, yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan, yang dilakukan oleh Archeological Union di Yogyakarta pada tahun 1889-1890. Saat bekerja, Cephas banyak dibantu oleh Sem, anak laki-lakinya yang juga tertarik pada dunia fotografi. Cephas juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas dalam proyek penggalian itu. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9.000 gulden untuk penelitian tersebut. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Ia mengantongi 3.000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian), jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu.

Beberapa foto seputar candi tersebut dijual Cephas. Alhasil, foto-foto buah karyanya itu menyebar dan terkenal. Ada yang digunakan sebagai suvenir atau oleh-oleh bagi para elite Belanda yang akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Album-album yang berisi foto-foto Sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti presiden. Hal itu tentunya membuat Cephas dikenal luas oleh masyarakat kelas tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka. Karena kedekatan dengan lingkungan elite itulah sejak tahun 1888 Cephas memulai prosedur untuk mendapatkan status “equivalent to Europeans” (sama dengan orang Eropa) untuk dirinya sendiri dan anak laki-lakinya: Sem dan Fares.

Cephas adalah salah satu dari segelintir pribumi yang waktu itu bisa menikmati keistimewaan-keistimewaan dan penghargaan dari masyarakat elite Eropa di Yogyakarta. Mungkin itu sebabnya karya-karya foto Cephas sarat dengan suasana menyenangkan dan indah. Model-model cantik, tari-tarian, upacara-upacara, arsitektur rumah tempo dulu, dan semua hal yang enak dilihat selalu menjadi sasaran bidik kameranya. Bahkan, rumah dan toko milik orang-orang Belanda, lengkap dengan tuan-tuan dan noni-noni Belanda yang duduk-duduk di teras rumah, juga sering menjadi obyek fotonya.

Sekitar tahun 1863-1875, Cephas sempat magang di sebuah kantor milik Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah. Status sebagai fotografer resmi baru ia sandang saat bekerja di Kesultanan Yogyakarta. Sejak menjadi fotografer khusus Kesultanan itulah namanya mulai dikenal hingga ke Eropa.

Terlindas Semangat Revolusi
Meski demikian, dalam khazanah fotografi Indonesia, nama Kassian Cephas tidak seharum nama Mendur bersaudara, yakni Frans Mendur dan Alex Mendur. Mereka berdua adalah fotografer yang dianggap sangat berjasa bagi perjalanan bangsa ini. Merekalah yang mengabadikan momen-momen penting saat Soekarno membacakan proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Karya-karya mereka lebih disorot masyarakat Indonesia karena dianggap kental dengan suasana heroik yang memang pada masa itu sangat dibutuhkan.
Foto-foto monumental karya Mendur Bersaudara, mulai dari foto Bung Tomo yang sedang berpidato dengan semangat berapi-api di bawah payung, foto Jenderal Sudirman yang tak lepas dari tandunya, foto sengitnya pertempuran di Surabaya, hingga foto penyobekan bendera Belanda di Hotel Savoy, menjadi alat perjuangan bangsa dan menjadi bukti sejarah terbentuknya negara ini. Di awal-awal kemerdekaan dan revolusi, tentu saja foto-foto Mendur Bersaudara tadi terus diproduksi oleh penguasa dan pelaku sejarah untuk mengawal semangat bangsa ini. Foto-foto karya mereka dicetak dalam buku-buku sejarah dan menjadi bacaan wajib siswa sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai tingkat doktoral.
Sementara foto-foto Cephas yang penyebarannya sangat terbatas lebih cocok masuk ke museum atau dikoleksi oleh orang-orang yang menjadi kliennya atau para kolektor. Kandungan foto karya Cephas dinilai tidak mendukung suasana pergolakan yang tengah berlangsung saat itu. Bahkan foto-fotonya yang menonjolkan tentang keindahan Indonesia, potret raja-raja dan “londo-londo”, serta para bangsawan dipandang sebagai “pro status quo”. Makanya fotonya jarang dilirik.

Perbedaan zamanlah yang membuat foto-foto karya Cephas dan Mendur Bersaudara saling bertolak belakang. Kalau foto karya Mendur Bersaudara memperlihatkan sosok Bung Karno yang hangat, flamboyan, dan penuh semangat kerakyatan, justru foto buatan Cephas menampilkan sosok raja yang dingin, sombong, dan sangat feodal. Bila foto-foto para pejuang wanita yang juga anggota palang merah di kancah pertempuran disuguhkan Mendur Bersaudara, justru foto-foto gadis cantik, manja, dan ayulah yang ditawarkan Cephas. Maka wajar bila foto-foto Mendur Bersaudara dicari dan dilirik orang, sedangkan foto-foto Cephas tenggelam dalam pelukan para kolektor.

Kini Kassian Cephas hanya tinggal kenangan. Foto-foto tentang dirinya pun tersembunyi entah di mana. Hanya ada satu buah foto yang menjadi bukti bahwa ia pernah ada, yakni foto dirinya setelah menerima bintang jasa “Orange-Nassau” dari Ratu Wilhelmina pada tahun 1901

 

 

Categories: fotografi | Tag: , | Tinggalkan komentar

Tips Kamera

Tips Membeli Kamera Digital

Membeli kamera digital sekarang ini bukanlah hal yang mudah karena sudah begitu banyaknya pilihan yang tersedia. Sekarang ini kamera mulai berevolusi dari yang sebelumnya sekedar untuk mengabadikan gambar ataupun untuk menyalurkan hobi, kini sudah merambah ke gaya hidup. Banyak kamera yang dibuat makin bergaya untuk menarik minat konsumen yang ingin belajar fotografi. Dari klasifikasi harga saja pilihan sudah semakin beragam karena tingginya persaingan antar pabrikan di setiap kelas kamera mulai dari jenis kamera pocket hingga kamera semipro ataupun kamera kelas pro yang harganya selangit. Tentunya hal ini bakal sangat membingungkan para pemula dalam memilih jenis kamera apa yang sebaiknya dibeli.

Tapi ada satu hal yang bisa selalu diandalkan sebagai acuan dalam tips membeli kamera digital ini. Apakah itu?

Pertama-tama, kenalilah kebutuhan anda. Kebutuhan kita adalah pondasi dalam memilih kamera digital. Ini juga berlaku untuk semua jenis kamera yang lain misalnya dalam memilih kamera DLSR juga berlaku hal yang sama yaitu berdasarkan pada kebutuhan kita. Ingatlah bahwa belajar bagaimana cara memotret bagi pemula tidaklah harus menggunakan kamera termahal, tapi disesuaikan dengan kebutuhan anda dan kemampuan finansial anda.

Secara garis besar, kebutuhan memotret antara lain:

1. Dokumentasi keluarga

tips-memilih-kamera-dlsr-300x225

Untuk anda yang membutuhkan kamera sebagai alat dokumentasi keluarga, anda tidak perlu membeli kamera digital yang super mahal dengan fitur-fitur melimpah yang membingungkan. Untuk memotret anggota keluarga anda (misalnya anak anda), yang anda butuhkan adalah kamera dengan shutter speed yang cepat. Anda bisa memilih kamera DLSR kelas kamera pemula untuk keperluan ini, karena anda tidak membutuhkan terlalu banyak fitur yang ribet.

Dalam fotografi anak, seringkali masalah terletak pada model (si anak) yang terlalu dinamis ataupun kurang bisa bekerja sama. Salah satu yang paling membuat frustrasi (khususnya anak-anak jaman sekarang) yaitu mereka mendekati ayahnya sesaat setelah dipotret untuk melihat hasilnya di layar tampilan. Tentunya ini sangat mengganggu, tapi anda bisa mengatasinya dengan trik berikut ini.

Untuk memotret anak, selain anda perlu membeli kamera digital dengan shutter speed yang cepat, anda juga sebaiknya membekali diri dengan lensa zoom. Seperti yang sudah kami jelaskan tadi tentang kurangnya kerjasama dari pihak model (dalam hal ini anak anda), maka anda perlu mengambil gambar mereka dari jarak yang agak jauh. Di sinilah lensa zoom bisa sangat membantu.

Ada banyak jenis lensa zoom. Untuk keperluan fotografi keluarga kami sarankan anda menggunakan lensa ‘sapu jagad’ 18-200mm. Kenapa disebut lensa sapu jagad? Karena rentang fokusnya yang cukup lebar antara 18mm (wide) hingga 200mm (zoom).

2. Untuk dipakai belajar dasar-dasar memotret

kamera-entry-level-300x225

Untuk digunakan sebagai kamera belajar memotret anda juga tidak membutuhkan kamera DSLR yang mahal. Kamera saku sudah cukup untuk digunakan belajar dasar-dasar fotografi. Yang perlu diingat adalah pilihlah kamera saku yang menyediakan mode manual dimana anda bisa mempelajari hubungan antara shutter speed, fokus dan ISO.

Untuk belajar dasar-dasar fotografi atau dasar-dasar memotret anda sebaiknya menggunakan mode manual. Mode manual atau yang biasa tertulis di kamera sebagai ‘M’ akan membiarkan anda mengatur semua setting seorang diri (tanpa bantuan kamera). Dengan membiasakan diri memotret dalam mode manual maka seiring berjalannya waktu anda akan memahami bagaimana memotret gambar yang baik.

Tapi bila mode manual ternyata masih sangat membingungkan bagi anda (biasanya ditandai dengan gambar jepretan yang kabur atau gelap semua), maka anda tidak usah khawatir. Anda bisa menggunakan mode pengaturan rana atau pun mode pengaturan speed. Dengan menggunakan sistem rana, anda hanya mengatur setting rana dan menyerahkan segala setting lainnya kepada kamera. Ini bisa anda gunakan untuk pemotretan model.

Untuk pengaturan speed sama saja, anda hanya mengatur kecepatan shutter speed dan membiarkan kamera mengatur setting yang lainnya. Menggunakan mode ini sangat baik untuk mengambil gambar dalam kegiatan-kegiatan yang membutuhkan kecepatan misalnya olahraga, anak-anak berlari, balapan atau yang lainnya.

3. Keperluan jurnalistik

Memilih-Kamera-DSLR-300x286

Untuk keperluan fotografi jurnalistik, sangat disarankan untuk memilih kamera SLR terbaik yang memiliki banyak fitur dan tahan dalam berbagai kondisi alam dan cuaca. Dalam dunia jurnalistik seringkali anda tidak punya banyak waktu untuk menunggu momen yang tepat jadi gunakanlah kamera dengan shutter speed tertinggi (utamanya bagi anda yang mengunakannya untuk jurnalistik olahraga). Anda bisa mengecek di internet harga kamera Canon terbaru atau pun juga harga Nikon terbaru yang bisa mengakomodir keperluan anda ini dalam hal fotografi jurnalistik ini.

Kecepatan dan daya tahan kamera adalah segalanya yang dibutuhkan oleh fotografi jurnalistik. Lensa juga adalah hal yang mesti diperhatikan. Sekarang ini sudah banyak lensa yang sanggup menghasilkan kualitas gambar prima namun bodinya masih terbuat dari plastik. Bila anda berencana membeli kamera digital untuk keperluan jurnalistik, maka sebaiknya lensa yang anda gunakan adalah lensa yang dibuat dari bahan logam dan tidak mudah ditembus air.

4. Keperluan event/wedding

harga-nikon-terbaru-300x258

Untuk fotografi wedding atau fotografi event-event lainnya anda sebaiknya lebih banyak berinvestasi dengan membeli lensa. Dalam event atau wedding seringkali anda tidak membutuhkan kamera dengan shutter speed cepat. Di sinilah tantangan bagi para fotografer wedding untuk membeli kamera digital yang tepat untuk keperluan mereka. Namun tentunya, hanya kamera semipro dan kamera pro yang bisa digunakan untuk keperluan ini untuk memastikan tidak ada momen yang terlewat begitu saja.

Investasi lainnya yang dibutuhkan oleh fotografer wedding adalah sistem pencahayaan (lampu). Berbeda dengan fotografer jurnalistik yang kebanyakan hanya mendapatkan cahaya alami, maka fotografer wedding dituntut untuk menciptakan pencahayaan yang artistik. Di sinilah investasi berupa lighting equipment sangat dibutuhkan.

5. Hobi

Bagi anda yang membeli kamera digital demi memuaskan hobi memotret, tentunya anda sudah berpengalaman dalam memilih kamera digital yang anda butuhkan. Demikian halnya juga dengan lensa, anda pastinya sudah mengetahui lensa bagaimana yang anda butuhkan. Dalam hal ini, tips membeli kamera digital yang anda butuhkan sudah lebih spesifik dibanding untuk para pemula.

Bagi para penggemar fotografi, membeli kamera digital harus dipikirkan dan ditimbang lama untuk menghindari kekecewaan setelah menggunakannya. Dengan membaca banyak review, ulasan dan pengalaman orang lain ketika menggunakan kamera tersebut, maka kita bisa mengambil kesimpulan untuk membeli kamera tersebut atau tidak.

Banyak orang yang memaksakan diri membeli kamera yang harganya di luar jangkauan mereka. Mereka beranggapan bahwa semakin malah sebuah kamera maka peluangnya untuk menghasilkan gambar lebih bagus juga semakin besar. Tentunya ini adalah keliru. Kamera yang mahal tidak menjamin gambar yang akan dihasilkan selalu bagus. Justru kamera yang mahal akan lebih sulit digunakan untuk pemula karena banyaknya fitur-fitur yang bagi pemula tentu sangat membingungkan. Tanpa mengetahui dan menguasai fungsi-fungsi dan fitur-fitur tersebut, gambar yang akan dihasilkan tidak akan maksimal.

Hebatnya, banyak foto-foto yang dipajang dalam pameran-pameran foto kelas dunia yang hanya dijepret dengan kamera biasa. Ini membuktikan bahwa kamera benar-benar hanyalah alat. Yang menentukan kualitas foto tetap dari faktor keterampilan, intuisi dan cita rasa seni sang fotografer.

Categories: kamera digital | Tag: , | Tinggalkan komentar

Belajar Fotografi

Cara Memulai Belajar Fotografi

 

Bagi fotografer pemula yang ingin belajar fotografi tentunya akan terpikir tentang bagaimana sih cara memulai belajar fotografi?. Sebenarnya ada beberapa pilihan cara belajar fotografi, itu tergantung pada apa yang ingin Anda pelajari, dimana lingkungan Anda, bagaimana cara belajar yang Anda diinginkan, dll. Pilihan untuk belajar fotografi tersebut diantaranya:

 

1. Baca buku Manual Kamera. Sebelum Anda melangkah lebih jauh dalam mempelajari fotografi, alangkah baiknya Anda “berkenalan” dulu dengan kamera Anda. Pelajari setting-an dan fitur-fitur yang ada pada kamera sehingga hal tersebut akan mempermudah Anda dalam belajar fotografi.

 

2. Belajar Fotografi melalui kursus. Melalui kursus seorang fotografer pemula akan diajarkan semua tentang fotografi secara tertata melalui kurikulum yang sudah dibuat oleh penyelenggara kursus dan tentunya hal ini tidak gratis alias Anda harus membayar untuk ikut kursus fotografi tersebut.

 

3. Belajar Fotografi melalui buku. Jika Anda berkunjung ke toko buku, Anda akan menjumpai beberapa buku yang membahas tentang fotografi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

 

4. Belajar fotografi trial and error. Terutama Anda telah memiliki beberapa dasar-dasar fotografi, ada banyak hal yang dapat Anda pelajari hanya dengan mencoba-coba. Mengubah setting-an pada kamera Anda, mengambil gambar, dan melihat hasil yang diperoleh. Dan Anda memiliki pilihan untuk melakukan percobaan dengan mempraktekkan teori-teori atau setting-an kamera yang Anda dapat dengan hasil yang Anda peroleh. Jika Anda melakukannya trial and error secara rutin, maka Anda dapat memperkirakan efek dari setting-an kamera terhadap hasil yang akan diperoleh atau Anda dapat memperkirakan setting-an kamera yang pas terhadap objek yang akan di potret agar menghasilkan foto yang bagus.

 

5. Belajar fotografi melalui Internet. Ada banyak website-website atau blog yang bisa Anda temui di internet yang membahas tentang fotografi di berbagai level (termasuk blog ini lho.. :D), Anda dapat menyesuaikannya dengan tingkat keahlian Anda. Selain itu ada juga website yang menyediakan komunitas online tentang fotografi seperti flicker.com, 500px.com, dll. Anda dapat meng-upload hasil karya Anda, menemukan komunitas yang sesuai dengan minat fotografi Anda, mempelajari setting-an kamera dari foto yang dihasilkan, dll.

 

6. Belajar fotografi di komunitas fotografi. Dalam banyak bidang, terutama kota-kota besar, ada banyak fotografer yang berhubungan satu sama lain melalui suatu komunitas, baik fotografi umum maupun komunitas dengan minta fotografi yang sama. Melalui komunitas ini Anda dapat berbagi ilmu tentang fotografi, tips & trik fotografi serta hunting foto bersama.

 

 

Categories: fotografi, tips fotografi | Tag: , | Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.